dalam beberapa kepulangan.



Besok aku pulang.
Entahlah, manakah rumah?

Mengapa rasa dan fluktuasi begitu serasi?
Di suatu hari, kau menyesali keputusanmu untuk pulang,
namun ketika pulangmu berakhir,
hatimu pun terasa hancur.

Sampai bertemu lagi
semoga dengan kelengkapan yang bahagia.

Pernah dalam suatu pulang,
aku tertinggal sendiri.
Rasanya sepi seperti mati,
karena dunia mereka telah meluas,
seperti seharusnya.

Namun, Tuhan begitu baik.
Pandemi membuat semua makhluk
kembali ke rumah.

Pulangku kali ini terlama
sejak kutinggalkan rumah
lebih dari enam tahun yang lalu.

Berlalu begitu saja.
Mungkin memang begitulah rumah -
tak untuk kau rasakan ketika kau di sana.
Pembeda segala ruang.

Sampai bertemu lagi
di depan layar kaca penuh tawa
sehari-hari yang surgawi nan sederhana.

Sampai bertemu lagi, bungsuku.
Ada banyak yang menanti
untuk kita nikmati bersama.
Es krim vanila dan stroberi
bersabarlah menunggu kami.

Semakin kuatlah, sayang.
Karena hatiku sendiri hancur
ketika tiada penghuni rumah.
Entah bagaimana kau bisa selamat
dari gelombang tsunami rasa.

Semoga kau tak pernah kosong
dan mengalaminya.
Cinta kasih, kebaikan, dan ketulusan
mengiringi langkahmu hingga di masa depan.
Semoga engkaulah yang paling terberkati
di antara kami.

Sampai bertemu lagi,
dua malaikatku, mamak dan bapak.
Bertahanlah dan berjuang.
Nantikan dan berdoalah sepanjang hari.

Berbahagialah ketika kau menanti.
Semoga semesta membalas segala kerja
dengan segera.

Sampai bertemu lagi,
dua adik yang tak pernah damai.
Jadilah teman untuk satu dengan yang lain.
Lupakan sakit hatimu
karena darah tak akan pernah dipisah
berdasarkan pekat warna merah.

Semoga mimpi yang sempat buyar
kembali ditemukan dalam kesegaran.
Jalan-jalan dimudahkan,
lika-liku disederhanakan.

Semoga bahagia yang mengejar,
bukan lagi kecemasan.
Dan terang kian datang
ketika dibutuhkan.

Sampai bertemu lagi,
rumah tua yang kami sayang.
Kali ini aku melihatmu
dengan penuh kesenduan.

Siapa yang tahu bagaimana masa depan
Semoga kami akan meninggalkanmu
dan berpaling ke rumah baru.
Namun, setiap incimu memiliki tempatnya
di dalam hatiku.

Begitu banyak yang terjadi di dalammu.
Kau tak pernah mengeluh.
Hanya usiamu memang tak lagi mampu
menaungi kami, kekasih hatimu.

Dua puluh lima tahun,
ah, begitu panjangnya usia.
Mungkin diam-diam kau lebih mengenalku
daripada siapapun yang ada di sana.
Kau mengenali setiap kami
secara cermat dan penuh perhatian.

Dalam beberapa kepulangan,
ini yang paling berarti.

Dalam beberapa kepulangan,
ini yang akan tetap membuatku sedih.

Dalam beberapa kepulangan,
akan selalu kunanti.

rumah, batam.
novriana gh.
delapan juni dua ribu dua puluh.





Read More