1850


Hai kamu
Angka-angka tua yang tetap berdiri kokoh
Bagaimana rasanya hidup selamanya?
Kuperhatikan ragamu tetap bugar
mengalahkanku si anak gadis yang
baru berkembang kemarin sore
Mekarnya saja masih meremang dalam misteri

Kamu 1850
Lebihmu ialah suka membahagiakan orang lain
Demikian kamu bertahan
Dengan melihatmu saja senyumku terkembang
Tawamu pun pasti menular
Menggugat wajah-wajah yang murung
melebur garis-garis lengkung

Read More