1850


Hai kamu
Angka-angka tua yang tetap berdiri kokoh
Bagaimana rasanya hidup selamanya?
Kuperhatikan ragamu tetap bugar
mengalahkanku si anak gadis yang
baru berkembang kemarin sore
Mekarnya saja masih meremang dalam misteri

Kamu 1850
Lebihmu ialah suka membahagiakan orang lain
Demikian kamu bertahan
Dengan melihatmu saja senyumku terkembang
Tawamu pun pasti menular
Menggugat wajah-wajah yang murung
melebur garis-garis lengkung


1850
Bisikkan padaku rahasia anak manusia
Kan kudengar lalu lupa
Tak akan kusampaikan pada 1870 ataupun 1938
Adakah mereka berbagi tawa
kecup yang tak kasat mata
romansa yang dijaga erat dan rapat
mungkin peluh dan kesah
mencari kebahagiaan

Pernahkah dalam seratus tahunmu
seorang gadis datang
pada suatu hari yang terik
hanya untuk termenung
mempelajari kulitmu yang keras dan berbuku
menyerap rasa
mencari jawab pada tiap daunmu yang hijau
atau kematian pada cokelat yang berguguran

N.
Kebun Raya Bogor, 6 September 2018


Related Posts:

  • "Boketto" .. Entah sudah berapa lama menjadi kebiasaan Mengarahkan pandangan jauh ke depan Mata menelusuri tanpa tahu apa yang sedang dicari "Apa sebenarny… Read More
  • Teriakan Air Mata Air mata itu hanya menumpuk di pelupuk mataku Mengaburkan pandanganku Enggan keluar dari sana Air mata itu tak lagi mudah menetes Ia jelas berb… Read More
  • "Mematung" Sang Khalik Tidaklah mudah bagiku untuk mendengarkan suara-Mu di tengah keramaian ini Meski engkau menyebut namaku, nama yang telah Kau… Read More
  • Labirin Doa Pada Suatu Senja.. Satu langkah baru cukup untuk memacu degup jantungku Betapa sulitnya memulai sesuatu Padahal yang dibutuhkan hanyalah satu langkah yang baru Sat… Read More
  • Darimanakah Datangnya Perasaan? Dan mereka menamainya 'perasaan'  Akal terlalu kuat untuk dikalahkan Ia sering bertindak sewenang-wenang tanpa pertimbangan Sepertinya akal t… Read More

0 comments:

Post a Comment