Satu langkah baru cukup untuk memacu degup jantungku
Betapa sulitnya memulai sesuatu
Padahal yang dibutuhkan hanyalah satu langkah yang baru
Satu tarikan napas mendorongku untuk maju
Detak jantungku semakin tak karuan ketika aku memutuskannya
"Mulai!" batinku berteriak, mencoba menutupi rasa takut
Batinku mulai bersuara, memanjatkan untaian demi untaian doa
Kegelapan malam mulai menghalangi bola mataku
Air mata menggenang mengaburkan pandanganku
Garis-garis merah itu kini berbayang
Garis-garis merah itu menakutkanku
Suasana yang mencekam seperti mampu membuatku keliru akan jalan yang kutempuh
Aku masih khawatir
meski aku tahu bahwa aku akan keluar dari labirin ini
meski aku tahu bahwa ada jalan keluar di ujung labirin ini
Aku masih saja cemas
meski cahaya temaram lentera ada untuk menerangiku
menerangi jalanku, menerangi langkahku
Kemudian kau teringat akan kehidupanku saat ini
Cobaan-cobaan yang kualami layaknya kelak-kelok labirin itu
Berhasil membuatku menyerah, menghilangkan harapanku
Dan aku masih takut meski 'ku tahu ada Penebusku di ujung peziarahan ini
Pengharapanku hilang karena aku tak lagi mampu melihat apa yang ada di hadapanku
Aku masih saja menoleh ke belakang
Mata imanku tidak cukup berani untuk maju terus
meski aku tahu aku telah berada di jalur yang benar
Aku belum cukup peka untuk meyadari bahwa Allah menyediakan mujizat
Mujizat sederhana layaknya cahaya temaram dari lentera itu
Ketika aku berbalik dari pusat labirin itu, aku menyadari satu hal
'Aku kehilangan ketakjubanku karena kemanusiaanku
bukan karena cinta Allah yang berkurang atasku'
novgalung, march 30th 2015
0 comments:
Post a Comment