Redup Cahaya Malam

Tidak perlu menjadi luar biasa agar kau bisa melihat kecantikan itu..
Detik-detik air tak kian henti membasahi jalanan kota Jakarta yang sumpek ini. Menenangkan.. Aku menarik napas sekali lagi. "Betapa melankolisnya diriku ini." Gumamku di dalam hati. Ada angin yang mendamaikan hatiku dan menertibkan pikiran-pikiran yang tak henti berkecamuk di dalam kepalaku. Betapa beruntungnya aku menyadari terapi gratis yang dapat kucari ketika aku membutuhkannya.
Bunyi klakson motor dan mobil yang berbalasan tak mempengaruhiku. Mata batinku terlalu terpaku pada bias cahaya dari lampu-lampu di atas genangan air jalan raya. "Betapa indahnya." Gumamku lagi di dalam hati. Apakah masih ada orang yang merasakan hal yang sama seperti yang kurasa saat ini?
Betapa dengan mudahnya aku merasa berada di tempat lain. Terbawa suasana, kata mereka. "Betapa emosionalnya." Batinku bersukacita tatkala menyadari bahwa aku masih memiliki rasa itu. Saraf-sarafku bekerja sama memberitahuku begitu mudahnya menemukan keindahan di dalam setiap hal sederhana yang terjadi di dunia ini..
Tidak perlu menjadi luar biasa agar kau bisa melihat kecantikan itu..
Yang engkau perlukan adalah kacamata yang terbuat dari kepolosan dan keindahan itu sendiri. Maka keindahan itu akan tertangkap oleh bola matamu, meskipun yang kau lihat hanyalah genangan air yang sering diabaikan orang..

0 comments:

Post a Comment