Anak Bumi

 


Angkasa memecah lautan
Ombak sudah mencapai langit
Mega-mega berbaris laksana serdadu menantikan perintah:
Anak Bumi memperhatikan dengan seksama
Sebentar lagi ibuku mati -
hanya menantikan detak-detak detik yang berlalu
tanpa ada rencana untuk kembali

Anak Bumi menangis tersedu
Tetapi cakrawala merekahkan senyuman
"Adaku bukan untuk ditiadakan!"
serunya kepada pepohonan yang tak lagi rimbun

Hijau adalah sejarah kuno
Kali ini hanya ada cokelat dan karat
Biru adalah zaman megah penuh keemasan
Kali ini hanya ada air abu-abu yang bau

Anak Bumi menangis terisak-isak
Tidak ada lagi rusa yang mendengarkan ceritanya
Tak ada lagi bunga-bunga yang memperindah rumahnya

Anak Bumi marah besar, ia mengambil api
Membiarkan lidah-lidah itu mengulitinya
"Biarkan. Biarkan aku kembali kepada Kosong."

Jakarta,
11 Juni 2018
NH.

0 comments:

Post a Comment