Tadinya, kukira Allah adalah tujuan akhirku. Ia menunggu di garis finish sambil menyemangatiku bak seorang pemandu semangat yang tak kenal lelah memberikan sukacita. Akan tetapi, aku tak lagi melihat seperti itu. Allah tuurt bersamaku dalam peziarahan menuju 'metanoia'.
Lalu, ketika aku mengimani bahwa Allah senantiasa bersamaku, finalitas tu bukan semata-mata untuk untuk disapa. Bukan sekadar tiba di garis finish - berjumpa dengan Allah di sana - lalu selesai.
Ketika aku menyadari Allah bersamaku dan aku bersama dengan Allah, garis finish bukan lagi sesuatu yang absolut. Yang terpenting ialah aku dan Allah dan Allah dan aku.
Jakarta, 11 Februari 2017
0 comments:
Post a Comment