Karena Tidak Memilih Adalah Sebuah Pilihan


Kenyataan hidup berteriak mencari telinga yang peka dan mau mendengar
Kemerosotan hidup berlarian mencari mata yang terbuka untuk melihat
Perseteruan hidup mengoceh mencari tangan yang mau diulurkan untuk menawarkan damai
Jalanan yang dijejaki kebencian hidup merintih mencari kaki yang bersedia berjalan di dalam kasih


Tetapi telinga menjadi tuli - tak sudi dan tak siap
Mata pun terkatup rapat - tak mau tahu
Tangan-tangan tiada terlihat - seakan enggan ikut campur
Kaki melangkah terseok-seok - tak punya tenaga, lebih-lebih harapan
Kepala dipaksa untuk tunduk - penguasa lalim merajalela
Tangan terlipat rapat, tangan menggenggam erat
Nilai-nilai luhur - harkat dan martabat

Keengganan perlahan membuyarkan pandangan
Ketidakpedulian pun tak kalah merasuki tubuh ciptaan
Seorang peziarah bertanya ketika melihat wajah bumi, "Di manakah kasih bersemayam? Masihkah di relung terdalam? Masihkah menjadi identitas dunia?"

Kata penafsir, manusia adalah ciptaan agung
Tidak hanya punya telinga, mata, tangan, dan kaki
Tapi dilengkapi pengetahuan dan kekuatan untuk mengasihi;
Miris
Kasih kini hanya teori
Kasih dikuburkan dalam-dalam
Di dalam relung pun tidak ada

Manusia begitu sibuk beragama, sampai-sampai kepedulian itu raib
Manusia begitu sibuk mengikuti arus, sampai-sampai lupa akan keistimewaannya untuk memilih
Manusia begitu sibuk berteori, sampai-sampai tak mampu menerjemahkan konsep dalam wujud

Ah
Sudah cukup
Jangan sampai
Jangan sampai sibuk beragama, sampai ditanya akhirnya, "Di mana kasih bersemayam?"

Allah mengamati tingkah langkah anak-anak manusia
Dari jauh sekaligus dekat
"Bukankah sudah Kumerdekakan kamu?"

Tanya yang menuntut jawab
Tanya yang sekaligus tak perlu dijawab
Manusia bebas memilih
Bahkan merdeka untuk tidak memilih
Karena tidak memilih pun suatu pilihan
Karena tak bertindak pun pilihan lain
Satu dua
Lain kali
Tujuh delapan
Pilihan-pilihan menggiurkan
Aku pun demikian
Aku memilih untuk bertahan dalam iman

Jakarta, 11 September 2017
Oleh Novriana dan Vera

P.S. Naskah ini merupakan bentuk homili/khotbah yang ditampilkan pada ibadah awal pekan STT Jakarta dengan tema "Kalau Beriman Jangan Lugu!" dari 1 Petrus 2: 11-17

Location: Jakarta, Indonesia

Related Posts:

  • Love is... Love is beyond religions. God is beyond religions. Love is God. God is Love. When love is beyond religions then religion is no longer important… Read More
  • "Mematung" Sang Khalik Tidaklah mudah bagiku untuk mendengarkan suara-Mu di tengah keramaian ini Meski engkau menyebut namaku, nama yang telah Kau… Read More
  • Teriakan Air Mata Air mata itu hanya menumpuk di pelupuk mataku Mengaburkan pandanganku Enggan keluar dari sana Air mata itu tak lagi mudah menetes Ia jelas berb… Read More
  • His Image God is neither and both male and female. He contains all person; we are all made in his image (Scanzoni 1974, 21). --- If God contains all pers… Read More
  • 'Normal' Mereka terus terdorong hingga ke perbatasan oleh orang-orang yang dibutakan oleh tradisi oleh adat, bukan kemanusiaan Angin pagi ini menghemb… Read More

0 comments:

Post a Comment