Allah yang hidup, aku yang masih berjuang.

another sunday, another blessed day. salah satu bacaan diambil dari Lukas 20: 27-38 tentang orang Saduki yang bertanya pada Yesus tentang apa yang mereka sendiri tidak percayai: kebangkitan.


mereka ini sepertinya penasaran, kalau seorang menikah 7 kali, mempunyai 7 suami, di hari kebangkitan nanti yang mana yang akan jadi pasangannya?


aku tertawa dalam hati, karena baik 2000 tahun yang lalu maupun 2000 tahun kemudian, yaitu masa kini, orang masih mempertanyakan hal yang sama. apa yang terjadi setelah mati?

Read More

tentang pohon Zakheus (sebuah pov)


suara Pendeta yang berkhotbah hari ini terasa lebih menggugah di dalam hati. dalam satu plot menuju plot lain, aku tak dapat menebak kemana alurnya. aku bisa melihat betapa Ibu Pendeta sedang berada dalam zona flow, ribuan kata ingin diucapkan melalui satu mulut pada saat yang bersamaan. aku menyebutnya, kata-kata tumpah ruah. aku tahu rasanya, bagaimana darahmu berdesir ingin menyampaikan kabar sukacita itu, ingin menggerakkan hati mereka yang mendengar, berharap mereka dapat melihat melalui pov-mu. 

salah satu bacaan hari ini diambil dari kisah Zakheus, si orang pendek, si pemungut cukai, si orang kaya, si orang berdosa. kita semua tahu lagunya dan kisahnya. si orang berdosa mengejar Tuhannya, ingin melihat-Nya meski dari kejauhan. mendatangi tempat yang dipenuhi orang-orang yang membencinya. memanjat pohon hanya untuk melihat siapa yang dibicarakan orang ramai. 

Read More

the darkness deepens; Lord with me abide.

 

Abide with me; fast falls the eventide

The darkness deepens; Lord with me abide.

Tanpa  sengaja aku mendengar himne ini - yang biasanya sangat kuhindari. Mendengar melodinya saja mampu membuat segala senyumku sirna seketika. Aku dibawa pada kekecilanku sebagi manusia, yang merasa masalahnya begitu besar.

~ Change and decay in all around I see ~

Mungkin aku merasa lebih sentimental menjelang ulang tahunku. Entah karena umurku nanti semakin mendekati saat Abangku yang terkasih menutup usia, atau karena umurku semakin menjauh dari masa Uakku masih ada bersama dengan kami. Entah karena lagu itu mengingatkanku pada kefanaan anak-anak manusia: yang khawatir, yang berlalu, yang pergi, yang pulang, yang tak kembali, yang menanti... yang merindu. Atau karena lagu itu mengingatkanku pada masa kecil saat mereka masih ada dalam hidupku. Atau karena sudah lama aku tak melihat wajah mereka. Atau karena aku tak lagi punya tempat untuk berkeluh-kesah karena Tuhan sudah selesai meminjamkan mereka dalam hidupku. Atau karena aku mengimani perjumpaan kami kembali di dalam kekekalan nanti. Atau karena aku tak sabar menanti saat itu akan datang?

Read More