tentang pohon Zakheus (sebuah pov)


suara Pendeta yang berkhotbah hari ini terasa lebih menggugah di dalam hati. dalam satu plot menuju plot lain, aku tak dapat menebak kemana alurnya. aku bisa melihat betapa Ibu Pendeta sedang berada dalam zona flow, ribuan kata ingin diucapkan melalui satu mulut pada saat yang bersamaan. aku menyebutnya, kata-kata tumpah ruah. aku tahu rasanya, bagaimana darahmu berdesir ingin menyampaikan kabar sukacita itu, ingin menggerakkan hati mereka yang mendengar, berharap mereka dapat melihat melalui pov-mu. 

salah satu bacaan hari ini diambil dari kisah Zakheus, si orang pendek, si pemungut cukai, si orang kaya, si orang berdosa. kita semua tahu lagunya dan kisahnya. si orang berdosa mengejar Tuhannya, ingin melihat-Nya meski dari kejauhan. mendatangi tempat yang dipenuhi orang-orang yang membencinya. memanjat pohon hanya untuk melihat siapa yang dibicarakan orang ramai. 

lalu Ibu Pendeta menanyakan, coba bayangkan, kita memanjat pohon seperti Zakheus hanya untuk melihat Tuhan Yesus. Tuhan melihatmu dan memanggilmu turun, 'Nur, turunlah dari pohon itu'. 

apakah kita akan bersukacita? tanyanya. tentu. 

tapi di saat yang bersamaan, justru aku membayangkan skenario yang berbeda, jika itu terjadi padaku. aku menaiki pohon bukan untuk melihat-Nya, tetapi bersembunyi dari-Nya. kubayangkan dedaunan pepohonan itu rindang, menutupi keberadaanku di sana. aku, si orang berdosa, si overthinker, si paling kurang bersyukur, merasa malu harus berjumpa dengan-Nya. 

aku hanya berani melihat-Nya dari jauh, dari atas pohon-pohonku yang nyaman, yang tersembunyi, yang terisolasi. tetapi di balik persembunyianku, Tuhan Yesus tetap menemukanku.  

Ia tetap melihatku di atas pohon itu, bersembunyi, dan memanggilku dengan lemah lembut, 'Novri, turunlah dari sana: dari gundah-gulanamu, dari pikiran-pikiranmu yang semrawut, dari ruang isolasimu, dari kesedihanmu, dari masa lalumu, dari zona nyamanmu; dan temui Aku di bawah ini, karena Aku selalu berada di bawah pohonmu, untuk berjumpa denganmu, untuk mendengarkan isi hatimu. jangan berlama-lama di atas sana, sebab Aku menunggumu di bawah sini.'

2 November 2025.


0 comments:

Post a Comment