Maybe it takes dying to detach... and find yourself again




Bulan Juli 2016 menjadi sangat penting bagiku. Di bulan ini aku mulai mengenal teman-teman baruku, mulai mengenal jemaat, dan tanpa kusadari aku telah menyayangi mereka dengan begitu rupa. Aku dan mereka telah menghabiskan waktu bersama. Berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, hingga kini tanpa disetujui, aku harus menghakhiri segala petualanganku di tempat ini, bumi Halmahera yang surgawi.


God really knows me. He knows my heart when I love. When I love, I love with all of me. Maka dari itu, demi menyelamatkanku dari segala bentuk air mata dan tangisan, Ia mulai menjauhkanku dari teman-teman baruku. Ia membuat berbagai jenis masalah yang menjauhkanku dari mereka, menjelang hari-hari terakhirku berada di tempat ini.



Aku menangisi segala perseteruan ini hingga air mataku kering. Aku kehilangan teman-temanku sebelum waktunya. Aku begitu patah hati. Dan aku tahu, ini semua karena ulah-Nya. Segalanya baik-baik saja sebelum Dia bertindak.



Meski demikian, sangat sulit dan menyengsarakan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada hal-hal yang dulu kita miliki, namun tak kita miliki lagi. Sejak bulan Juli itu, aku senantiasa menghitung hari demi hari, menghitung memori dan kenangan, menghitung tawa serta waktu yang kita habiskan bersama.



Aku kira kita dapat bertemu lagi tapi aku tak dapat berjanji karena aku tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Yang aku ketahui adalah apa yang telah kita lakukan bersama dulu. Aku akan membawa semua memori itu bersamaku untuk kukenang selalu meski semuanya terlalu manis untuk dikenang. It really takes dying to detach from something, but I am pretty certain it is for another greater good.



N.
Pediwang, 11 Agustus 2016

Location: North Halmahera Regency, North Maluku, Indonesia

0 comments:

Post a Comment