Tujuan hidup adalah sebuah kehidupan dengan tujuan
Jika kita lihat
sekeliling kita, ada begitu banyak kerusakan yang terjadi di lingkungan kita.
Ada orang yang tidak memiliki rumah, ada remaja yang terkait narkoba, tinggal
di jalanan, homeless, tanpa keluarga.
Ada begitu banyak kisah yang membutuhkan perbaikan.
Terkadang kita
membenci diri sendiri karena membiarkan segala sesuatu terjadi begitu saja
tanpa ada niat untuk mencegah. Kita membenci diri sendiri karena tak bisa
berbuat apa-apa untuk membantu mereka di luar sana. Ingin membantu materi, diri
sendiri saja belum tercukupi. Tapi diri ini tak tega jika melihat kehidupan
seperti itu.
Hey, keep calm!
Baru-baru ini
saya browsing beberapa blog tentang potret kehidupan di kota
Jakarta. Ada sblog yang menceritakan tentang pengayom masyarakat yang masih
bisa disuap, kondisi kehidupan masyarakat menengah ke bawah, hingga para remaja
homeless yang doyan ngelem. Mereka ini butuh diselamatkan,
bukan?
Lantas bagaimana
jika orang-orang inilah yang justru menolak untuk diselamatkan? Mereka lebih
candu akan kenikmatan sesaat yang ditawarkan oleh lem-lem tertentu daripada
kesehatan atau bahkan kehidupan mereka sendiri. Orang-orang ini akan kabur jika
melihat petugas Satpol PP yang melakukan razia. Mereka takut akan dibawa ke
penampungan yang adalah tempat yang lebih baik dan pantas dari jalanan.
Selama ini kita
mengira UUD Pasal 34 yang berinti “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara
oleh negara” tidak berjalan atau hanya sebatas kata-kata saja. Ternyata
orang-orang yang butuh pemeliharaan inilah yang justru tidak mau dipelihara.
Remember, you can’t help everyone, you just can love
them.
Good day.
0 comments:
Post a Comment