Cinta Boas dan Rut

I always thought love was shape like a heart, but it's actually like a cross :')

Narasi empat babak yang terdapat dalam kitab Rut menggambarkan kisah cinta yang padat dan romantis di pedesaan Betlehem. Rut yang ditinggal mati oleh Mahlon, suaminya, memutuskan untuk mengikuti ibu mertuanya, Naomi, kembali ke kampung Betlehem.
Satu per satu adegan dimulai hingga Rut bertemu dengan Boas. Pertama di ladang gandum milik Boas, dimana Rut mulai memunguti jelai-jelai gandum yang terjatuh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan Naomi. Kemudian, ketika keduanya kembali bertemu dengan Boas di tempat pengirikan. Kitab Rut ditutup dengan menikahnya Boas dengan Rut.
Dengan peristiwa itu menjadi ending yang bahagia bagi kehidupan nenek moyang Daud ini, terkadang membuat kita melupakan cobaan-cobaan yang sebelumnya telah dikisahkan di awal kitab itu. Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya. Rut dan Orpa yang kehilangan suaminya. Ancaman tidak dapat melanjutkan kehidupan ketika Naomi dan Ruth memutuskan untuk kembali ke kota asalnya, Betlehem.
Membuat kita lupa, bahwa ada proses yang keras dan sulit untuk bisa mencapai suatu hasil yang sangat baik. Sebagai manusia terkadang pandangan kita kabur ditutup kabut dukacita, bayang-bayang yang buruk tentang masa lalu atau masa depan.
Tidak ada yang terjadi secara kebetulan di dunia ini. Tidak mungkin Rut kebetulan berada di lading gandum milik orang yang adalah sanak saudara Naomi tanpa campur tangan Tuhan. Tidak mungkin kita bertemu secara kebetulan dengan seorang saudara yang menjabat kepala personalia di sebuah industri ketika menganggur.
Tangan Tuhan selalu bekerja. God never sleeps. Mungkin kita  tidak melihat jalan-Nya, mungkin kita tidak tahu bagaimana cara-Nya, namun Ia selalu memberikan apa yang ternyata paling kita butuhkan saat itu. Bagaimana bisa ada kebetulan di dunia ini jika ada Allah yang mengetahui dan merancang segalanya?

0 comments:

Post a Comment