Menjadi kuatlah di dalam-Nya :)
Ketika jalan yang berbatu-batu itu
terlihat lurus, kita memberanikan diri untuk melaju kencang. Tanpa kita sadari,
ujung jalan yang lurus itu malah tiba-tiba menikung. Mengancam nyawa kita
sendiri. Membuat kita terhengkang dari posisi kita semual yang nyaman.
Ketika keluarga dekat kita dirundung
masalah, serta-merta kita akan menyudutkan diri kita sendiri agar kita
merasakan juga apa yang keluarga kita tersebut sedang rasakan. Mendadak kita
merasa ikut menjerumuskan dia ke dalam lubang yang semakin dalam. Tanpa ada
usaha untuk menariknya dari lubang kesalahannya. Tanpa ada niat kita untuk
bangkit dari ketrpurukannya. Dan tanpa kita sadari, memang kita sudah melakukan
hal itu.
Kita terlalu sering menjadi penonton
dalam proses jatuhnya orang yang kita kasihi. Kita tidak menempatkan posisi
kita sebagai ‘orang terkasih’ yang bersedia membantunya, menolongnya di saat
kesusahan, membimbingnya, menyemangatinya untuk kembali maju, namun malah ikut
menempatkan diri kita sebagai ‘orang lain’ dan merasa tidak ada urusannya
dengan saudara kita tersebut. Betapa menyedihkannya.
Kita tidak memikirkan bahwa bisa jadi
di titik jatuhnya itulah, saudara kita paling membutuhkan kita. Untuk
mendampinginya, untuk membela dirinya, untuk menuntunnya kembali ke jalan yang
benar, untuk memastikan bahwa ia tidak berjalan sendirian. Namun, kebanyakan
dari kita malah mengambil posisi sebagai hakim untuk terus memberitahunya bahwa
ia bersalah seakan kesalahan itu tidak bisa lagi diperbaiki.
Tinggallah orang terkasih yang malang
itu sendirian. Merenungi nasib, meratapi kelahirannya di dunia, membuatnya
merasa tak diperlukan lagi, tak berguna dan dibutuhkan lagi. Untung jika ia
bisa menarik dirinya sendiri dari kejatuhan, bagaimana jika tidak?
Ia akan menggali lebih dalam untuk
kemudian mengubur dirinya sendiri. Lalu kemudian kitalah yang tertinggal untuk
menyesali kesempatan sia-sia yang seharusnya bisa kita tawarkan pada orang
terkasih kita tadinya.
Memang,
penyesalan selalu datang terlambat…
0 comments:
Post a Comment