Salahkah Untuk Peduli?

Perkecil kaca pembesarmu. Jangan melihat terlalu jauh. Lihat sekelilingmu.

Salahkah untuk peduli?
Jawabannya tidak. Tidak sama sekali.
Yang salah adalah jika kepedulian itu tidak pada tempatnya. Salah jika kepedulian itu tidak tepat sasarannya. Salah jika kepedulian itu tidak pada waktunya. Salah jika kepedulian itu malah menimbulkan dampak negatif. salah jika kepedulian itu memunculkan perpecahan.
Akhir-akhir ini, begitu banyak orang yang tanpa sadar menjadi ekstrimis dadakan terhadap perang wilayah di Israel-Palestina. Bukankah mereka sudah dituliskan untuk berperang selamanya? Di ajaran agama saya, Kristen Protestan, diajarkan begitu. Saya tidak tahu tentang agama yang lain.
Ini bukanlah soal perdamaian. Bukan soal United Nations (PBB) yang tidak peduli. Bukan soal Amerika Serikat atau Inggris yang tidak punya hati. Apa yang bisa dilakukan oleh mereka, bahkan negeri Paman Sam sekalipun, untuk mengubah sesuatu yang sejak dulu sudah digariskan untuk terjadi oleh sang Pencipta?
Mari, mari coba perkecil kaca pembesar kita.
Semut di mata saudaramu kau lihat, gajah di pelupuk matamu sendiri tak nampak.
Coba renungkan, negaramu, Indonesia.
Apakah kau tahu bagaimana kelangsungan hidup korban gunung Sinabung yang meletus? Lalu bagaimana dengan korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, apa kau kira lumpur itu sudah surut? Pernahkah kau melihat betapa banyaknya gelandangan di ibukota sana? Bukankah gelandangan dan anak terlantar dipelihara oleh negara? Sudahlah, lupakan UUD itu.
Tapi tak tahukah kau betapa banyak anak-anak kecil yang hidup di jalanan sana? Mata-mata kelabu tanpa harapan akan masa depan? Duduk di trotoar memegang tumpukan koran yang sebentar lagi sudah berganti hari. Tak sadarkah kau, banyak kakak beradik yang tidur di atas gunungan sampah di dalam gorong-gorong parit kota Jakarta?
Adakah mereka lebih beruntung dari anak-anak yang menjadi korban perang? Ya, mereka hidup. Badani mereka yang hidup. Tapi apakah mereka merasa beruntung bisa hidup di jalanan?
Lagi, salahkah untuk peduli?
Tidak.
Jika kepedulianmu pada waktunya, pada tempatnya, dan pada sasarannya. Toh, orang bergosip juga mempedulikan orang lain, namun tidak pada tempatnya. Dan semua orang tahu, itu dosa.

Salam
Novriana Gloria Hutagalung

2 comments: