Forgetting him is like trying to forget somebody you have never met.
Manakah yang lebih sulit, belajar mencintai orang yang tidak
kita cintai, atau mencintai orang yang tidak mencintai kita? Manakah yang lebih
sulit, tetap mencintai orang yang tidak mencintai kita atau merelakannya?
Manakah yang lebih sulit, melupakan perasaan cinta atau belajar mencintai
seseorang yang baru? Manakah yang lebih sulit, mengorbankan waktu bersama orang
yang kita sayang demi seseorang yang belum tentu mencintai kita atau membiarkan
orang yang kita cintai terlantar demi orang yang kita sayangi?
Mengapa begitu sulit untuk memutuskan?
Karena adanya kesadaran bahwa tiap keputusan memiliki
konsekuensinya masing-masing. Bahwa sebuah keputusan harus dipertanggungjawabkan.
Bahwa sebuah keputusan tidak boleh disesali.
Namun, terlalu banyak keputusan yang harus dilaksanakan juga
bisa membuat seseorang kehilangan fokusnya. Adalah baik untuk mengecilkan
lingkaran yang ada untuk menyeleksi pilihan yang akan kita ambil.
Yang dibutuhkan disini adalah kerelaan
dan pengorbanan.
Jika rasa itu memang nyata, maka kita
akan tulus melakukannya tanpa berharap lebih. Jika memang ada, maka rasa itu akan berbesar dengan
melihatnya berbahagia. Jika rasa itu memang tulus dan dewasa, maka ia akan menghilangkan
segala rasa sakit, terhina, gengsi, kecemburuan, dan melimpahkan kasih sayang.
Apakah mampu melakukan suatu hal seperti itu?
Ini namanya memperjuangkan rasa. Tetapi, apakah perasaan itu
sudah sampai di puncak tertinggi hingga mampu menomorduakan orang-orang
tersayang? Apakah sudah sampai di titik teratas hingga mampu merendahkan diri
sendiri agar cinta itu sendiri ditinggikan?
Banyak hal yang terjadi di dunia ini, yang kuharapakan aku
tahu alasannya, mengapa hal itu harus terjadi. Namun, jika aku diberi
kesempatan mengetahui alasan di balik terjadinya sesuatu, siapkah aku
menerimanya?
0 comments:
Post a Comment