Rajut Kehidupan
Kita 'kan selalu bersama dalam suka duka, berbagi rasa, tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku...
Ciptaan Yang Paling Cantik
Jangan biarkan kata-kata kejam dari orang lain membutakanmu dari kenyataan.
Kamu cantik hanya menjadi seperti kamu yang sekarang
Tak perlu menjadi yang lain ;)
Terkhusus, untuk setiap
individu tunggal dari kaum Hawa…
Suatu hari, kau bersiap untuk pergi ke sebuah acara, kau
telah memilih gaun yang akan kau kenakan dengan cermat. Lalu, kau sudah menata
rambutmu sedemikian rupa. Kau melayangkan pandangan ke pantulanmu di cermin
itu. Senyummu menghilang. Timbul berbagai macam suara-suara yang memekakkan
hati nuranimu.
“Mengapa aku jelek sekali?”
“Mengapa aku gendut sekali?”
“Mengapa aku kurus sekali?”
“Mengapa aku tidak bisa seperti dia?”
“Mengapa aku seperti ini ?”
Dan banyak kata mengapa lainnya.
Tahukah kamu, satu masalahmu, engkau
lupa bersyukur.
Dalam kitab Kejadian pasal 1 disebutkan, bahwa manusia
diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Jika Pencipta sendiri telah
melihat dan mengatakan bahwa semua baik adanya, menapa kita sebagai ciptaan
malah merendahkan diri kita sendiri? Bukankah diberi kesempatan untuk lahir ke
dunia ini saja sudah merupakan anugerah tak ternilai bagi ciptaan seperti kita?
Mari kita renungkan bersama.
Mungkin make-up yang tebal bisa menutupi sesuatu yang kau
sebut sebagai kekuranganmu. Namun, bagaimanapun indahnya rupamu jika bibirmu
tidak dihiasi oleh senyuman, tidak ada artinya. Bagaimanapun cantik wajahmu,
jika tidak diikuti oleh moral dan akal budi yang cantik, it’s trashy.
Kecantikan yang sejati memancar dari hati. Tidakkah kau menyadari,
bahwa ketidaksempurnaanmu itulah yang membuatmu sempurna. Jika yang kau
takutkan adalah tidak ada pria yang mendekatimu karena menurutmu rupamu tidak
sempurna, ketahuilah, kaum Adam lebih menyukai perempuan yang anggun dan rapi
lebih daripada wajah yang cantik.
Kau, ciptaan yang paling cantik, kau cantik hanya dengan
menjadi dirimu saat ini. Kau tak butuh pengakuan dari orang lain untuk memuji
kecantikanmu. Appreciate yourself first.
If you think you’re
beautiful, you are.
Susah Ekonomi Atau Susah Hati?
Persoalan ekonomi sejak zaman dahulu sudah menjadi momok
yang tumbuh merambat memasuki setiap celah kehidupan manusia dan
menghancurkannya. Bahkan di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama bukan satu atau
dua kisah yang menyangkutpautkan persoalan ekonomi dalam kehidupan dan ziarah
mereka di muka bumi ini.
Sebut saja contohnya, Naomi dan menantunya, Rut, dimana
mereka berjuang untuk tetap hidup setelah ditinggal mati oleh suami mereka
masing-masing. Juga seorang Janda dari Sarfat, yang didatangi oleh Elia untuk
dimintai makanan, sementara makanan mereka yang tersisa hanyalah segenggam tepung
dan sebuli minyak.
Lalu, seorang Janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang
adalah seorang nabi, mengadukan perkaranya kepada Elisa. Ibu ini memiliki
hutang yang tak bisa dilunasinya. Penagih hutang telah untuk mengambil kedua
anaknya sebagai budak.
Dalam kitab Perjanjian Baru, pasti kita
sudah sering mendengar tentang Janda yang memberikan dua peser –uang terakhir
yang dimilikinya- sebagai persembahan. Ia bahkan tidak peduli apa yang akan
dimakannya nanti. Lalu, kita mundur ke kisah paling terkenal yang menjadi
pembuka dalam Injil Matius dan Lukas, kelahiran Tuhan Yesus. Adakah Yusuf dan
Maria hidup di dalam kemewahan? Tidak! Bahkan Juruselamat tidak dilahirkan
dalam sebuah ruangan.
Hampir semuanya memiliki kesamaan,
memiliki masalah dalam perekonomian. Tetapi bukan hanya itu, pahlawan-pahlawan
iman ini memiliki kesamaan lain. Yakni penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Kepasrahan yang berujung pada runtuhnya keegoisan dan gengsi, merendahkan diri
dan meneguhkan imannya di dalam pengharapan. Manusia tidak akan bisa bertahan
di dalam kehidupan, tetapi Tuhan adalah Pemberi kehidupan itu sendiri. Pahlawan
ini melanjutkan kehidupannya dengan curahan berkat dari Allah.
Lihat bagaimana manusia pada zaman akhir ini. Berapa banyak
usaha bunuh diri yang dilakukan karena stress akibat tidak memiliki uang?
Berapa banyak kejahatan yang dilakukan karena uang? Berapa banyak sengketa dan
perpecahan yang diakibatkan oleh harta?
Anehnya, banyak di antara orang-orang ini pasti pernah
berkata demikian,
“Semua akan indah pada waktunya.”
“Rejeki tak lari kemana.”
“Tetaplah berharap kepadaNya.”
“Marroha na marpanghirimon.” Kata orang Batak.
Lantas, orang-orang inilah yang tidak mengimani apa yang
diucapkannya, apa yang didoakannya.
Kaya bukan berarti bahagia. Memiliki uang tak berarti
memiliki segalanya. Apakah kita orang yang susah? Mari kita cek bersama.
Ada rumah untuk ditempati? Ada. Bisa makan
tiga kali sehari? Bisa. Memiliki tempat tidur? Ya. Memiliki peralatan
elektronik seperti TV atau ponsel? Ya. Bukankah kita sudah kaya?
Sekali lagi, apakah kita orang yang
susah ekonomi? Atau
kita hanya bersusah hati?
Semua Karena Anugerah
Yesus sayang padaku, Alkitab mengajarku; Walau 'ku kecil lemah, aku ini milikNya <3
Tiada hari tanpa masalah. Sepertinya
persoalan tidak ada habisnya di dunia ini. Di tengah kedamaian, entah mengapa
selalu ada kerikil-kerikil yang menjadi batu sandungan, yang membuat kita terjatuh kembali. Terkadang masalah yang datang itu-itu saja, tetapi terkadang
masalah yang datang sama sekali belum pernah kita hadapi.
It’s not get easier, you
only get better !
Begitulah perkataan orang bijak.
Saat masih kecil, kita menilai begitu mudahnya kehidupan
orang dewasa. Berpenghasilan sendiri, mapan, mandiri, tidak terikat aturan.
Namun, dengan bertambahnya umur setiap tahun, melalui berbagai persoalan yang
kita hadapi tiap harinya, kita ditempa menjadi lebih kuat dan tahan banting.
Jika kita mengulas kembali, rutinitas kita tiap harinya
itu-itu saja, tampak sangat sepele dan tidak menarik sama sekali. Coba kembali
bayangkan beberapa tahun yang lalu, bandingkan dengan keadaan saat ini, sudah
banyak hal yang berubah, bukan?
Tanpa kita sadari, ada banyak hal yang tidak lagi sama
seperti dulu. Ada banyak hal yang hilang, ada banyak hal yang baru. Tanpa kita
sadari, kehidupan yang penuh masalah mengubah cara berpikir kita. Apakah itu
menjadi seseorang yang peuh ucapan syukur atau malah penuh keluh kesah.
Begitu banyak hal yang kita lupakan. Saat kondisi fit,
acapkali kita lupa bersyukur untuk kesehatan yang banyak diperjuangkan orang di
luar sana. Saat kondisi makmur, seringkali kita lupa betapa banyaknya orang
yang kurang beruntung dari kita di luar sana.
Tidak ada yang bisa kita banggakan di dunia persinggahan
ini. Semua yang telah lalu, yang ada sekarang, yang aka nada nanti, semata-mata
hanyalah karena kasih karunia Allah. Semua hanya anugerah Allah semata-mata.
Syukur kepada Allah!
Attitude of Gratitude
Kamu sangat berarti istimewa di hati, selamanya rasa ini..
Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah hari ini...
Resiko Seorang Futuris
Kata mereka, perkataan adalah doa.
Bukankah tulisan sama dengan perkataan yang diucapkan seseorang melalui tangan?
Jika begitu, maka tulisan pun adalah sebuah doa.
Hati-hati akan apa yang kau tulis.
<3
Subscribe to:
Posts (Atom)